Inflasi Rendah di 2023, Efek Kantong Warga RI Menipis?

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penurunan laju inflasi Indonesia pada 2023 dipicu oleh tren melemahnya inflasi inti. Hal ini diungkapkan oleh Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia A. Widyasanti dalam rilis berita resmi statistik (BRS) pada Selasa (2/1/2023).

BPS mencatat inflasi Indonesia mencapai 2,61% pada 2023. Ini adalah inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, dengan mengecualikan periode pandemi pada 2021.

“Inflasi 2023 rendah ini kenapa? Karena komponen inti memiliki kecenderungan turun di 2023, di sisi lain administered prices juga tren menurun sejak terakhir naik drastic di September 2022. Sementara itu untuk komponen harga bergejolak masih relatif fluktuatif disebabkan berbagai faktor eksternal terutama dampak cuaca,” ungkapnya.

Seperti diketahui komponen inflasi inti menjadi tolak ukur dari daya beli masyarakat. Hal ini karena inflasi inti dipengaruhi oleh faktor interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal, seperti: nilai tukar, harga komoditi internasional, dan perkembangan ekonomi global dan ekspektasi inflasi di masa depan.

Direktur Statistik Harga BPS Windhiarso Ponco Adi Putranto menegaskan bahwa penurunan inflasi inti tidak menggambarkan adanya penurunan daya beli. Terbukti, belanja masyarakat terkait dengan barang jasa yang bersifat leisure meningkat. Hal ini sekaligus memperkuat pandangan bahwa masyarakat telah kembali ke masa pra-pandemi.

“Masyarakat sudah mulai membeli barang dan jasa khususnya di leisure ya, seperti rekreasi juga naik semua. Jadi secara umum daya belinya enggak turun,” tegasnya.

Pada Desember 2023, komponen inti tahunan mengalami inflasi sebesar 1,80% dengan andil 1,1%. Adapun, inflasi inti pada bulan Desember ini, tercatat lebih rendah dari bulan November 1,87% dan Oktober 1,91%, serta September sebesar 2,00%. https://sisipkan.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*